Senin, 20 September 2010

Pasca Lebaran , Pedagang Mainan Ketiban Rezeki


PEDAGANG musiman yang menjual aneka mainanan anak-anak menggunakan sepeda motor dan di kakilima pasca lebaran ketiban rezeki. Ini terlihat di beberapa tempat rekreasi dan tempat-tempat umum lainnya, selalu diserbu anak-anak. Inilah kesempatan mereka meraup rezeki. Tak sedikit mereka rela tak berlebaran dengan keluarga di kampung halaman.

“Penghasilan berjualan mainan anak-anak selama lebaran cukup lumayan dibandingkan hari-hari biasa. Karena inilah kesempatan mereka membeli mainan menggunakan uang hadiah lebaran,” ujar Swarno (34) satu dari beberapa pedagang mainan yang ditemui Media Jambi, di Taman Rimba Aneka Ria Pall Merah Kota Jambi, Kamis (16/9).

Berjualan permainan anak-anak ini juga harus mengerti selera anak-anak dan persedian barang-barang permainan ini harus lengkap. “Jadi apapun yang hendak dibeli anak-anak harus ada,” ujar warga yang tinggal di Jalan Rusa, Kelurahan Raja Wali Kota Jambi ini.

Begitupun soal harga, barang yang dijual harus disesuaikan dengan kocek anak-anak. Kalau barang yang dijual terlalu mahal tidak akan terbeli oleh mereka. Karena itu dia menyediakan barang dengan harga berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 50.000 per buah. Mainan yang dijual juga beraneka macam seperti boneka, tembak-tembakan, bola plastik dan lain-lainnya.

Lelaki asal Kebumen Jawa Tengah yang merantau ke Jambi tahun 1989 ini menceritakan pengalamanan berjualan mainan. Awalnya berjualan jalan kaki, menjual barang milik orang lain. Setelah beberapa tahun dari hasil berjualan dapat membeli sebuah sepeda ontel. Kemudian dapat membeli stok barang, mandiri tidak lagi bergantung pada orang lain.

Ditanya berapa pendapatan per harinya. Dia tidak bisa menyebutkan tapi yang jelas dari hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, membayar sewa rumah dan mengangsur kredit sepeda motor. “Dari hasil jualan bertahun-tahun saya dapat membeli sebuah sepeda motor walau dibayar dengan cicilan, sebagai alat transportasi menjual dagangan keliling,” ujarnya.

“Kalau hari-hari biasa saya berjualan keliling ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Jambi. Tapi kalau musim liburan seperti sekarang ini saya keliling ketempat-tempat rekreasi. Karena ditempat ini pasti banyak anak-anak,” ujarnya.

Walau tidak bisa berlebaran di Jawa tapi ayah satu anak ini tetap bersyukur karena momen hari lebaran dapat menambah penghasilan. “Saya juga sudah lima tahun tidak mudik lebaran. Karena tabungan tidak cukup untuk ongkos pulang. Tapi mudah-mudahan lebaran tahun depan dapat pulang ke Jawa,” tambah dia lagi.

Pedagang mainan keliling ini berharap kepada pemerintah dapat memberikan pinjaman modal usaha. “Andai punya modal besar saya bercita-cita membuka agen mainan anak-anak di Kota Jambi ini. Sehingga terhindar dari uberan petugas,” ujar dia sambil melayani pembeli.

“Enaknya jualan keliling menggunakan sepeda motor bila diuber petugas cepat lari. Sehingga dapat terhindar dari kerugian dan penyitaan barang oleh petugas. Saya heran mengapa petugas dari Satpol PP selalu melarang pedagang berjualan. Padahal tidak mengganggu, untuk masuk kami bayar retribusi. Kami cari makan untuk anak isteri,” ujar dia dengan nada kesal. (mas)

1 komentar: