Senin, 21 Juni 2010

Rahmad Hidayat


Perhiasan Peraknya Diminati
PERHIASAN dari perak saat ini cukup diminati. Bentuknya yang tak kalah menarik dengan perhiasan dari emas murni, memiliki harga jauh lebih murah dan terjangkau serta aman dari tangan pencoleng, membuat penggemarnya semakin banyak. Peluang inilah yang dilakoni Rahmad Hidayat (25) seorang perajin perak di Kota Jambi yang cukup mahir mengolah perak menjadi aneka perhiasan menarik. Warga

Lelaki asal Padang Pariaman Sumatera Barat ini mengaku keahlian menempa perak menjadi aneka perhiasan itu didapatnya dari orangtuanya, ketika masih berada di kampung halamannya, Pariaman Sumbar. Namun dia merintis sendiri usaha ini sejak tahun 2004. “Selain menerima pesanan, Saya mengambil upahan dengan bekerjasama dengan pemilik toko. Bahan baku disediakan toko atau grosir,” ujarnya kepada Media Jambi ditempat usahanya di Pasar Tanah Pilih No 87 Pasar Jambi, Kamis (17/6).

Perhiasan yang dibuatnya berupa anting, liontin, gelang, cincin dan berbagai bentuk cenderamata lainnya. Harga yang perhiasan yang dijualnya bervariasi tergantung bentuk, kesulitan dan besarnya perhiasan. Dia mematok harga mulai dari Rp 10.000 hingga ratusan ribu rupiah per buah. “Sedangkan pesanan dari toko biasanya grosiran per kodi (20 buah),” ujar Hidayat begitu dia biasa disapa.

Menurut lelaki lajang ini, melihat peminat perhiasan perak di Kota Jambi cukup tinggi, mulai dari kalangan anak muda, ibu-ibu rumah tangga bahkan para pejabat, cukup banyak yang memesan. “Mungkin karena perak harganya lebih murah ketimbang emas. Perak satu kilogram hanya Rp 3 - 4 juta, kalau emas bisa ratusan juta,” katanya. Selain itu, menggunakan perhiasan dari perak, lebih aman dan terhindar dari kejahatan. “Kalaupun dicopet tidak masalah karena harganya tak seberapa,” ujarnya.

Mengenai proses mengolah perak menjadi aneka perhiasan, sama saja dengan membuat perhiasan emas. Mulanya perak yang masih dalam bentuk batangan dilebur dengan suhu tinggi, kemudian didinginkan, digiling dan dibentuk sesuai keinginan. Bahan baku perak lebih mudah dibentuk, resiko kecil dan kebanyakan perajin perak merupakan cikal bakal perajin emas.

Untuk membantu usahanya ini dia mempekerjakan lima karyawan dan terkadang harus lembur hingga larut malam untuk menyelesaikan pesanan. Dalam seminggu dapat dikerjakan dua kodi (satu kodi 20 buah-red) tergantung tingkat kesulitan perhiasan yang dibuat. Upah Rp 5.000 hingga 25.000 per buah tergantung besar kecil milik pesanan.

Dalam menjalankan usaha Hidayat memegang prinsip tidak akan pernah mengecewakan pelanggan dan jika ada komplain diganti. Karenanya dia cukup dikenal pelanggan bahkan hampir setiap hari ada pelanggan yang datang guna memesan atau mengupah untuk membuat perhiasan. Hidayat mengaku dapat membuat semua jenis perhiasan. Sedangkan berapa besar penghasilan yang diperoleh sangat relatif. “Namanya juga menjual jasa. Saya hanya memiliki keterampilan dan tak punya modal. Hanya bekerja sebagai penggarap, “ ujar Hidayat merendah.

Para perajin berharap pemerintah memperhatikan kehidupan mereka, karena untuk mendapatkan bahan sulit kalaupun ada harganya mahal tidak berbanding lurus dengan modal yang dikeluarkan. “Seperti yang saya alami hanya memanfaatkan sebuah ruangan kecil berukuran 2 x 4 meter. Semua peralatan manual seperti solder, mesin giling, alat tarik, timbangan. Jadi baik kualitas maupun kuantitas sangat terbatas,” ujarnya. (mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar