Senin, 08 November 2010

Bordir Khusus Pakaian Wanita

BIASANYA pembordir mau menerima pesanan berbagai macam jenis bordiran. Tapi yang satu ini lain, dia hanya menerima bordiran khusus untuk pakaian wanita. Itulah yang dilakoni Yatti (33) seorang pengusaha kecil yang bergerak di bidang usaha bordir khusus pakaian wanita yang beralamat di Komplek Setia Negara No D4 Kelurahan Payo Lebar Kecamatan Jelutung Kota Jambi.
Bukannya tidak ingin menerima bordir jenis lain, namun orderan yang terlalu banyak tidak dapat dikerjakan karena keterbatasan alat dan tenaga kerja. “Saya mengkhususkan membordir pakaian wanita dan tidak menerima bordiran yang lainnya, karena saya merupakan pemasok bordiran di salah satu tukang jahit pakaian wanita yang ada di Kota Jambi ini. Dan kalau saya mengambil pesanan berbagai jenis bordiran khawatir tidak akan selesai bukan tidak bisa,” katanya kepada Media Jambi Kamis, (4/11).
Kendala yang dihadapinya sampai saat ini adalah masalah modal dan tempat usaha. Kalau memiliki modal cukup, dia bercita-cita membuka usaha yang lebih besar dan akan mempekerjakan beberapa orang karyawan. “Saat saya bekerja hanya bermodalkan satu buah mesin bordir, dari dulu hingga kini hanya kerja sendiri. Jadi bagaimana mau menerima karyawan. Terkadang banyak orderan yang tak dapat diselesaikan. Seperti menjelang lebaran kemarin orderan numpuk,” katanya.
Dalam sehari dapat kerjakan tidak kurang dari lima hingga tujuh helai pakaian. Tergantung sedikit banyaknya bordiran. “Jika bordirannya banyak ya waktunya agak lama. Jadi tergantung banyak sedikit bahan dan jenis bordiran,” ujar wanita yang memulai usaha sejak tahun 2003 lalu. Adapun jenis bordiran yang dibuatnya berupa serat suci, baju, selendang, dan rok.
Upah membordir dipatok antara Rp 15.000 hingga Rp 30.000 perhelainya, sesuai tingkat kerumitan motif yang diinginkan. “Kalau motifnya sulit ya upahnya juga mahal. Namun kita tidak dapat mematok harga. Harga bisa ditawar, tapi yang pantas. Jangan minta motif macam-macam nawarnya murah,” tandasnya.
Dia berharap instansi terkait agar memperhatikan para pengusaha kecil seperti dirinya. Minimal diberikan pinjaman modal bergulir seperti yang diberikan kepada pengusaha-pengusaha lain. Sejak memulai usaha hingga saat ini dia belum pernah mencicipi bantuan yang diberikan pemerintah. “Pemerintah jangan hanya memperhatikan orang-orang yang usahanya sudah maju. Mereka itu kan hidupnya sudah mapan dan tak perlu lagi dibantu,” tandasnya penuh harap.
Keterampilan membordir diperolehnya dari pelatihan yang diadakan PKK ditambah dengan ikut kursus membordir selama tiga bulan. Setelah selesai kursus mencoba bekerja di salah satu usaha bordir di Kota Jambi. Kemudian setelah mahir dia memutuskan keluar dan membuka usaha sendiri dan menawarkan hasil karyanya pada salah satu penjahit pakaian wanita. Itulah awal ketertarikannya membuka usaha membordir pakaian wanita. “Saya ini masih amatir belum profesional, masih harus belajar terus supaya mahir, dan usaha ini hanya usaha rumahan,” kata ibu dua orang anak ini.(mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar