Senin, 08 November 2010

Yudi Adytia


Budidaya Jamur Tiram
Menguntungkan
BANYAK peluang usaha yang bisa dijadikan bisnis, salah satunya adalah bertani jamur tiram. Yudi Aditya (36) warga Lorong Jatra Rt 03 No 36 Kelurahan Pematang Sulur Kecamatan Telanaipura Jambi adalah satu dari beberapa orang yang membudidayakan jamur tiram putih (Pleurotus florida) yang kerap dikonsumsi untuk sayur. Walaupun, berulangkali gagal melakukan uji coba. Namun akhirnya berkat ketekunan dan ketelatenannya usaha ini berhasil, bahkan kini dia kewalahan memenuhi permintaan pasar.
“Kegagalan saya jadikan pemicu semangat sehingga berhasil mencapai 95 persen. Kendala yang dihadapi adalah proses fermentasi dan sterilisasi media serta sulitnya mendapatkan bibit jamur. Terkadang mutunya tidak bagus, karena bibit dikirim dari Bogor dan Yogyakarta,” kata lelaki lajang ini kepada Media Jambi saat berkunjung ketempat usahanya, Jumat (5/11).
Menurutnya, proses pembudidayaan jamur ini diawali dengan persiapan tempat penyemaian bibit atau biasa disebut bag-log yang merupakan tempat tumbuhnya jamur tiram. Dan untuk membuat bag-log dibutuhkan bahan-bahan seperti serbuk gergaji, dedak halus, tepung jagung, Gips (CaSO4), Kalsium Karbonat (CaCO3), TSP/SP 36 dan air secukupnya.
Semua bahan itu dicampur sampai rata kemudian diaduk sambil disirami air. Selanjutnya dimasukkan dalam kantong plastik dan dipadatkan dengan diberi leher dari pipa paralon atau bambu dan dilubangi pada bagian tengahnya lalu ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet.
Setelah itu kantong disterilkan pada suhu 90 - 95 derajat celcius selama 5 - 8 jam. Pertumbuhan akan mulai tampak paling lambat 45 hari sejak proses inkubasi, dan bila media tampak kekeringan, perlu dilakukan penyiraman. Tapi juga tergantung jenis serbuk gergaji yang digunakan.
Bila serbuk gergaji yang digunakan kayu keras maka tumbuhnya agak lambat tapi masa produksinya panjang. Dengan suhu di tempat pemeliharaan 25 - 30 derajat celcius, kelembaban berkisar 85 hingga 95 %, dan bila dalam masa inkubasi terjadi kontaminasi, media tanam harus langsung dibuang dan jangan dipertahankan. Setelah satu bulan masa inkubasi, baru mulai tumbuh jamur tiram dan akan terus berproduksi selama 5 bulan ke depan.
“Saat ini saya memiliki bag-log sebanyak 2500 buah dengan hasil produksi 0,3 hingga 0,5 kilogram per-bag-lognya. Bag-log ini bisa berumur 5 bulan, selanjutnya sisa dari media yang tidak habis setelah panen bisa digunakan untuk pupuk organik (kompos) interval pemanenan dari 1 bag-log lebih kurang 3 minggu,” ujar alumnus Fakultas Ekonomi Unja tahun 2001 yang membudidayakan jamur tiram putih dengan membuat sebuah pondokan yang terbuat dari atap daun berukuran 10 x 6 meter.
Di dalam pondokan itu terlihat ribuan baglog yang disusun rapi. Pada bagian depannya terlihat memutih bertanda jamur akan mulai tumbuh. Sekali produksi setiap harinya tak kurang dari 7 hingga 10 kg dengan harga jual Rp 20.000 perkgnya. Kedepan jika ada modal yang cukup dia bercita-cita akan mengembangkan usaha secara komersial dan bersedia memberikan pelatihan bagi rekan-rekan yang berminat membudidayakan jamur. Karena usaha ini tidaklah terlalu sulit, dan memiliki prospek yang cukup cerah. Buktinya dia tak sanggup memenuhi kebutuhan pasar.
(mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar