Selasa, 10 Agustus 2010

Buka Servis Arloji Terinspirasi Teman


ARLOJI atau yang biasa disebut jam tangan sudah menjadi kebutuhan, karena selain berfungsi alat pengukur waktu juga dapat menambah gaya dan penampilan seseorang. Bahkan bagi sebagian orang yang hoby mengoleksi arloji apalagi arloji itu bermerek.
Namun terkadang arloji yang dipakai sering rewel dan jangan buru-buru dibuang, karena siapa tahu dapat diperbaiki. Ahmad Salabi (43) seorang tukang servis arloji mengaku dapat memperbaki berbagai jenis arloji. Karena untuk memperbaiki sebuah arloji tidak begitu sulit dan spare partnya juga tidak mahal. Paling lama 30 menit. Namun tidak semua jenis onderdil arloji mudah didapat. “Jujur saya katakan semua jenis kerusakan bisa diperbaiki, namun butuh waktu untuk mencari onderdilnya,” ujar kepada Media Jambi, Jumat (23/7) ditempat usahanya Jalan Halim Perdana Kusuma, Pasar Jambi.
Lelaki yang tinggal di lorong Harapan Bawah Rt 05 Kelurahan Pasir Putih Jambi Selatan mengaku usaha servis arloji ini telah ditekuni sejak 30 tahun lalu dan masih tetap bertahan hingga saat ini. Ilmu memperbaiki arloji dipelajari secara otodidak. Dia mengaku awalnya hanya memperhatikan Fery pemilik usaha sebuah toko Jam di Kota Jambi memperbaiki arloji. “Awalnya saya sekadar melihat saja, lalu Fery menyuruh saya membuka jam yang baru untuk dibongkar dan di pasang kembali,” kata suami Ramayana (27) menceritakan awal membuka usaha.
Untuk mendalami ilmunya lelaki paro baya ini rela mengeluarkan uang untuk membeli sebuah jam baru untuk dibongkar pasang. Setelah berhasil barulah memberanikan diri membuka servis arloji.
Menurutnya, biasanya kerusakan terjadi pada sful, dan roda-roda dengan harga mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 25.000 dengan upah jasa Rp 15.000. Sedangkan untuk pergantian batere Rp 10.000 yang biasa dan yang kualitas bagus Rp 25.000. ”Kalau ganti batere ada yang murah dan yang mahal tergantung permintaan konsumen. Untuk servis kita berani memberi garansi selama empat bulan,” ujarnya setengah promosi.
Pelanggan cukup banyak dari berbagai kalangan katanya tidak bisa di pastikan asal usulnya yang jelas selalu ada saja yang datang. ”Pelanggan kita tidak pasti ada yang memang kenal dan ada juga yang kebetulan melintas di tempat ini,” ungkap ayah tiga anak ini.
Dalam satu bulannya dia dapat mengantongi penghasilan bersih berkisar Rp 1,5 juta. ”Satu bulan dapatlah menutupi kebutuhan keluarga dan menyisihkan uang kontrakan rumah yang di sewa Rp 2,5 juta pertahunnya,” tuturnya.
Dia pun yakin usaha reparasi arloji ini masih memiliki peluang cerah. Karena tidak semua orang bisa memperbaiki jam yang rusak. Ditambah lagi dengan banyaknya orang arloji sebagai aksesoris tangan. “Jadi saya tetap yakin usaha ini dapat berbemkabang,” tambahnya.(mas)

1 komentar:

  1. Bagus bnget artekelnya om,, bikinin artekel tentang teknik reparasi jam tangan dong om,,,

    BalasHapus