Senin, 30 Agustus 2010

Hasan


Mahir Stel Pelek Motor

MENYETEL pelek sepeda motor ternyata butuh keahlian juga. Dan, kemahiran yang dimiliki Hasan (37) membuat namanya cukup dikenal di kalangan pemilik kendaraan roda dua di Kota Jambi. Setiap hari bengkelnya, Jelutung Servis di Simpang Lampu Merah Jelutung Kota Jambi, tak pernah sepi pengunjung. “Saya sebenarnya hanya meneruskan usaha yang dirintis orang tua, sejak puluhan tahun lalu. Karena orang tua meninggal saya menggantikannya, lagipula juga memiliki keahlian menyetel pelek,” ujarnya ketika ditemui Media Jambi, Kamis (19/8) di bengkelnya.
Menurut Hasan, usaha stel pelek kendaraan bermotor memiliki peluang cerah. Seiring bertambahnya kendaraan bermotor sebagai alat transportasi pribadi. Dan pemilik kendaraan bermotor tentu akan membutuhkan jasa tukang setel pelek. Apalagi tidak semua orang bisa menyetel pelek. “Salah-salah bukannya jadi bagus tapi tambah galing. Naik sepeda motor serasa menari,” ujar ayah tiga anak ini.
Menyetel pelek memerlukan ketelitian dan kecermatan melihat jari-jari roda bagian mana yang goyang, disamping butuh alat setel. Memperbaiki pelek ban yang rusak tidak bisa dilakukan tergesa-gesa. “Sebab harus diteliti dulu. Jadi pelanggan harus bersabar,” ungkap dia.
Memperbaiki pelek ban membutuhkan waktu sekitar 30 menit kalau tidak terlalu parah. Kalau yang rusak parah harus dipress (dipukul) lebih dahulu menggunakan kayu atau palu agar pelek kembali normal dan tidak bengkok. “Menjual jasa harus bisa memuaskan pelanggan. Itulah sebelum ban dipasang kembali di cek ulang. Apakah sudah tidak galling. Kalau masih galling distelet ulang,” tambah dia.
Untuk menjalankan usaha sehari-hari dia dibantu empat orang karyawan. Setiap hari dia dapat menyetel sekitar 56 buah pelek (28 pasang). Dengan upah kalau rusak ringan Rp 9.000 perbuah atau sepasang Rp 18.000. “Tapi kalau rusak parah bisa lebih mahal, tergantung kerusakannya,” ujarnya lagi.
Selain menjual jasa menyetel pelek dia juga menjual pelek baru dan bekas. Karena ada pelek yang tingkat kerusakan yang sangat parah dan tidak mungkin lagi untuk diperbaiki. Seperti kendaraan eks kecelakaan biasanya ban sudah reok dan harus diganti baru. Biasanya pelek ban yang rusak akibat kendaraan sering masuk lubang atau ban bocor dinaiki. “Sebaiknya kalau ban bocor jangan sekali-kali dinaiki tapi dituntun, sebab tidak hanya pelek yang rusak, tapi ban dalam juga bisa hancur,” kata dia menyarankan. Dari hasil usaha ini, selain dapat memenuhi kebutuhkan keluarga, menggaji karyawan juga dia dapat membuka usaha serupa ditempat lain. “Selain disini saya buka cabang di Simpang Puncak Jelutung,” ujarnya bangga. Dia bangga, karena selain usaha itu bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, juga membuka lapangan kerja bagi pemuda sekitarnya.(mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar